SUMENEP — Ancaman cuaca ekstrem masih membayangi Kabupaten Sumenep menjelang akhir tahun. Intensitas hujan yang terus meningkat serta potensi bencana hidrometeorologi membuat pemerintah daerah mengeluarkan imbauan resmi kepada seluruh masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan.
Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsojudo, menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama di tengah dinamika cuaca yang tidak dapat diprediksi.
“Cuaca ekstrem bukan hal baru, namun ancaman ini perlu diantisipasi bersama agar tidak menimbulkan kerugian maupun korban,” ucapnya, Rabu (03/12/2025).
Bupati menjelaskan bahwa upaya mitigasi harus dimulai dari lingkungan terdekat. Warga diimbau untuk memastikan saluran drainase tetap bersih, tidak membuang sampah sembarangan, serta memangkas ranting pohon yang berisiko tumbang saat angin kencang. Menurutnya, tindakan sederhana tersebut dapat menjadi penyelamat di tengah cuaca yang semakin ekstrem.
Selain itu, masyarakat diminta lebih berhati-hati saat melakukan perjalanan pada masa libur akhir tahun. Pemantauan terhadap informasi cuaca melalui BMKG dan BPBD menjadi hal yang wajib dilakukan.
“Keselamatan adalah hal terpenting. Bila curah hujan tinggi atau terjadi peringatan dini, sebaiknya perjalanan ditunda,” tambah Bupati.
Dari sisi klimatologi, BMKG melalui Kepala Badan Meteorologi, Teuku Faisal Fathani, menyampaikan bahwa periode Desember hingga Februari merupakan fase paling aktif bagi pembentukan cuaca ekstrem. Fenomena atmosfer global seperti Madden Julian Oscillation, gelombang Kelvin dan Rossby Equator, hingga seruak dingin Siberia turut memperkuat hujan di wilayah Indonesia.
Beberapa wilayah juga diperkirakan berpotensi menjadi titik pembentukan bibit siklon tropis, terutama wilayah selatan Indonesia. Kondisi ini pernah memunculkan fenomena seperti Siklon Senyar yang menyebabkan kerusakan luas di Aceh beberapa waktu lalu.
BMKG memprediksi bahwa mulai 28 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026, mayoritas wilayah Jawa, Bali, NTT, NTB, dan sebagian Papua akan mengalami hujan intensitas tinggi hingga sangat tinggi dengan akumulasi 300–500 milimeter per bulan.
Dengan kondisi yang dinamis dan tidak menentu ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep mengajak seluruh masyarakat untuk memperhatikan peringatan dini, meningkatkan kesiapsiagaan, dan tetap menjaga keselamatan diri serta keluarga.












