Sumenep, beritata.com – Pemkab Sumenep dibawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten kembali menggelontorkan dana yg cukup fantastik untuk pembangunan tugu di perempatan Pong Baru Desa Pangarangan di jln.KH. Mansyur Sumenep.
Saat dilakukan konfirmasi melalui chat WA pribadi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Arif Susanto mengatakan perombakan total di lakukan dengan dalih, “Karena kontraknya bukan rehab tapi pembangunan jadi dari nol lagi, tugu lama sering ditabrak mobil dan kondisi sudah tidak kuat lagi, bangunan baru mangharuskan pondasi yang kuat dan akan ditanam kurang lebih 0,5 M, serta diameter bangunan lebih kecil dari bangunan sebelumnya,” jelas Arif.
Sungguh ironis anggaran yang harus di gelontorkan oleh Pemkab Sumenep hanya untuk pembangunan tugu saja menghabiskan 199 juta, padahal sebenarnya hanya cukup dengan perbaikan saja sudah cukup. Jelasnya hanya buang-buang anggaran saja, sementara banyak hal yang bisa dilakukan selain bongkar dan bangun lagi tugu baru.
Menurut Bagus Junaidi, Ketua DPD Laskar Anti Korupsi Indonesia Jawa Timur (LAKI Jatim) mengkritik keras pembangunan ulang tugu yang menghubungkan Jalan KH Agus Salim, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan MH Tamrin, dan Jalan KH Mansyur tersebut.
“Saya nilai ini cara asyik buang anggaran ala DLH Sumenep. Sebab kenapa membongkar total bangunan Tugu Pong Baru sebelumnya, kenapa tidak dianggarkan untuk pemeliharaan dan penambahan fasilitas saja,” tegas Bagus. Jumat (06/10/23).
Hal tersebut dijelaskan Bagus Junaidi yang karib disapa Edi LAKI, alokasi anggaran untuk pemeliharaan maupun penambahan fasilitas dipastikan tidak akan sebesar biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan total.
“Hemat saya Tugu Pong Baru cukup direhab saja seperti menghidupkan lagi air mancur dan tambahkan lampu-lampunya agar semakin terang. Pastinya tidak butuh anggaran sebesar pembangunan ulang seperti sekarang,” sarannya.
Edi LAKI juga mempertanyakan mengenai penghapusan aset atas nama tugu lama yang kini telah dibongkar. “Bagaimana prosedur penghapusan asetnya apakah sudah dilakukan sesuai dengan aturan?” tanya Bagus Junaidi.
Menurut keterangan warga sekitar kecelakaan yang sering terjadi di perempatan tugu pong baru di karenakan penerangan jalan yg sangat minim.
Dengan jumlah anggaran yg cukup bikin melongo hanya untk pembangunan sebuah tugu sangatlah miris dengan predikat sumenep masuk dalam katagori miskin.
Dari data BPS Jawa Timur 2023, Sumenep menduduki peringkat ketiga sebagai kabupaten di Jawa Timur dengan penduduk miskin terbanyak. Nggak usah sedih, sebab ada hal-hal berikut yang bisa kita syukuri bersama.
Hal tersebut menjadikan kita sebagai masyarakat Sumenep prihatin, bagaimana bisa anggaran APBD di hambur-hamburkan dengan membangun tugu yang tidak menjadi prioritas kebutuhan masyrakat secara langsung.(int)