PemerintahanPendidikan

Heboh Ulat di Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Siapkan Sanksi Berat untuk Yayasan Al Azhar Bluto

122
×

Heboh Ulat di Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Siapkan Sanksi Berat untuk Yayasan Al Azhar Bluto

Sebarkan artikel ini
Screenshot 20251023 044639 Gallery
Program Bergizi, tapi Tidak Aman: Ulat Ditemukan di Makanan Siswa Bluto.

SUMENEP, Beritata – Pemerintah memastikan akan menindak tegas setiap penyelenggara program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak memenuhi standar keamanan pangan.

Peringatan itu disampaikan menyusul temuan ulat hidup di paket MBG yang disalurkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Al Azhar di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Senin (13/10/2025).

Insiden tersebut memicu kritik keras dari berbagai kalangan, termasuk aktivis Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Madura, Dayat Mahjong.

“Ini bukan soal sepele. Program MBG bersentuhan langsung dengan anak-anak sekolah. Pengelola harus disiplin, profesional, dan patuh terhadap SOP yang telah ditetapkan,” tegasnya, Kamis (23/10/2025).

Dalam video berdurasi 40 detik yang beredar luas di media sosial, terlihat seekor ulat merayap di atas daun selada. Makanan itu langsung dikembalikan oleh guru kepada petugas sekolah.

“Mohon diperhatikan ini ada ulat, Pak. Ini dikembalikan sama anak-anak,” kata guru dalam video tersebut.

Sebagai langkah korektif, Badan Gizi Nasional (BGN) tengah menyiapkan serangkaian sanksi dan prosedur ketat bagi penyelenggara MBG yang lalai, di antaranya:

  • Pengembalian dana ke kas negara bagi mitra bermasalah;
  • Penutupan sementara dapur produksi hingga proses evaluasi selesai;
  • Peningkatan SOP kebersihan termasuk larangan memasak sebelum pukul 00.00;
  • Kewajiban memiliki SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) dari Kemenkes.

Selain itu, pemerintah juga membentuk tim investigasi cepat untuk menelusuri kasus-kasus penyajian makanan tidak layak, serta memastikan pelaksanaan MBG berjalan sesuai standar nasional.

“Program MBG adalah bagian dari kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat gizi anak sekolah. Jadi, kualitas dan kebersihannya tidak boleh dikompromikan,” tegas Dayat.

Hingga kini, pihak Yayasan Al Azhar belum memberikan keterangan resmi.

Masyarakat berharap kejadian di Bluto menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pengawasan dan menjaga kepercayaan publik terhadap program nasional tersebut.