BeritaPemerintahanPeristiwa

Jalan Rusak Parah Bertahun-Tahun Dibiarkan. Tagline Bismillah Melayani jilid 2 dipertanyakan?.

331
×

Jalan Rusak Parah Bertahun-Tahun Dibiarkan. Tagline Bismillah Melayani jilid 2 dipertanyakan?.

Sebarkan artikel ini
Jalan Rusak
Tampak sebagian Jalan yang Rusak Parah

Sumenep, beritata.com – Miris Kondisi jalan penghubung Desa Bragung, Kecamatan Guluk-Guluk, dengan Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kini sangat memprihatinkan.

Ruas jalan sepanjang hampir 300 meter itu tampak hancur parah tanpa sentuhan dan perhatian khusus pemerintah kabupaten sumenep sejak bertahun-tahun lalu.

Terlihat jelas bahwa aspal di ruas jalan itu sudah nyaris tak tersisa. Permukaan jalan dipenuhi lubang besar yang mudah tergenang air saat hujan mengguyur, sehingga memperparah kerusakan dan membahayakan pengguna jalan.

Setiap hari, warga yang melintas utamanya pengendara sepeda motor, harus berjibaku menjaga keseimbangan dan sigap menghindari lubang-lubang guna meminimalisir resiko kecelakaan di jalur yang tak layak disebut jalan itu.

“Sudah dua periode Bupati Ahmad Fauzi menjabat tapi hingga kini jalan tersebut dibiarkan menjelma layak jalan derita rakyat, saya berharap bupati tidak melupakan esensi Bismillah Melayani jilid 2 dan janji politik pembangunan infrastruktur pada saat kampanye kemaren,”Ucap Ali, eks Ketua Dpc Gmni Sumenep.

Tidak hanya menyulitkan, kondisi jalan yang rusak berat itu juga menimbulkan resiko tinggi terhadap keselamatan. Warga sering menyaksikan insiden tergelincirnya kendaraan atau sepeda motor yang terjebak di lubang-lubang dalam, apalagi saat hujan turun dan kubangan air yang tergenang menutupi jalan.

lambannya respons pemerintah daerah terhadap persoalan infrastruktur yang begitu krusial bagi masyarakat desa yang berakibat pada terhambatnya aktifitas masyarakat.

“Jalan ini merupakan nadi kehidupan terkhusus bagi masyarakat terpencil di pedesaan, karena menjadi satu-satunya akses anak-anak ke sekolah, ke puskesmas, juga ke pasar. artinya jika pemerintah dan bupati membiarkan kerusakan ini sama halnya dengan membunuh rakyatnya secara perlahan,” katanya dengan nada kecewa.

Pemuda yang sekaligus aktivis Serikat Pemuda Nasionalis (SPN) itu,  juga mengungkapkan keresahannya atas ketimpangan perhatian pemerintah terhadap desa terpencil.

“Jangan karena kami tinggal di pedesaan lalu kebutuhan kami dianggap remeh. Jalan ini tidak hanya digunakan segelintir orang. Tapi semua warga menggunakannya, dari anak-anak yang pergi sekolah sampai pedagang yang mencari rezeki,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa jika jalan rusak ini terus diabaikan, dampaknya tidak hanya akan mengganggu mobilitas tetapi juga menghambat kemajuan ekonomi masyarakat desa terpencil.

“sudah cukup kami diberi harapan palsu, sudah saatnya pemerintah daerah membuktikan janji politiknya mengingat saat galang dukungan suara hingga kepelosok desa terpencil, sesekali Bupati seharusnya juga turun lapangan melihat kondisi dibawah secara langsung,” ucapnya penuh harap.(***)