Sumenep, beritata.com – Terjadi kericuhan di acara Festival Dewi Cemara Jatim 2023 antara pendukung group musik tongtong Gong Mania dan Angin Ribut Pasongsongan yang disebabkan kerja panitia yang tidak becus. Jum’at (3/10/23)
Festival Dewi Cemara merupakan kegiatan Pemerintah Provinsi Jatim melalui Disbudporapar Sumenep sebagai panitia penyelenggara yang kali ini sumenep menjadi tuan rumah dalam acara tersebut.
Terselenggaranya acara tersebut bertujuan agar tercipta keharmonisan sosial dan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup akan tetapi amat disayangkan fakta dilapangan justru berbanding terbalik, terjadi kericuhan antar kedua pendukung grup musik tongtong.
Bahkan memakan korban sejumlah orang mengalami luka luka akibat lemparan batu, botol dan molotov.
Aksi memalukan tersebut sempat membuat panik dan ketakutan ribuan penonton yang memadati acara yang berlangsung di area Taman Bunga, Sumenep.
Beruntung, pihak kepolisan dan kodim segera datang untuk mengamankan kericuhan tersebut.
“Semua ini terjadi akibat ketidak becusan panitia penyelenggara,” ucap beberapa warga yang sejak awal menyaksikan kegiatan tersebut.
Pagelaran festival ini bukan hanya dihadiri oleh masyarakat Sumenep saja tetapi juga dihadiri oleh masyarakat dari luar kota, Malang, Pasuruan, Surabaya juga beberapa daerah lain di Jawa Timur.
Beberapa warga sangat menyayangkan kepemimpinan Disbudporapar Sumenep sebagai panitia penyelenggara yang terkesan ogah-ogahan pada kegiatan ini.
“Panitianya tidak ada di tempat menghilang begitu saja tanpa ada kepastian acara sudah berakhir apa belum. Apalagi Kadisnya, tidak tahu kemana,” tukas warga.
Kepala Desa Pasongsongan Achmad Saleh Hariyanto mengatakan bahwa sebelum ada kepastian penutupan pihak panitia sudah menghilang tidak tahu ke mana.
“Sebelum ada kepastian penutupan, MC dan panitianya sudah tidak ada di atas panggung,” sebutnya.
Ketika tidak ada panitia, Kades bergegas ke arah Pendopo untuk menemui Kadisbudporapar dan menanyakan terkait kelanjutan acara.
“Kata Pak Kadis memerintahkan suruh tutup saja,” jelasnya.
Video kericuhan saling lempar batu n lempar botol sudah tersebar luar di beberapa grup wa hal ini menimbulkan kesan negatif Pemkab Sumenep di bawah Disbudporapar Sumenep sebagai ketua panitia penyelenggara yang dinilai gagal total dari segi perencanan dan mempermalukan Bupati Sumenep sebagai tuan rumah.
Ditanya berapa korban dan kerugian, Kades. yang biasa dipanggil pak Yan ini mengungkapkan bahwa banyak kerugian.
“Kerugian banyak, termasuk kerusakan dekorasi, dan korban luka luka 4 orang,” ungkapnya.
Sampai berita ini diterbitkan, Iksan sebagai Kepala Disbudporapar sekaligus ketua panitia sedang berada di polres sumenep untuk menjalani pemeriksaan untuk dimintai keterangannya sebagai penanggung jawab penuh atas insiden kericuhan tersebut. (Int)