Sumenep, beritata.com – ‘Tak kenal maka tak sayang’, peribahasa yang layak disandang Ketum Saudagar Madura Akhmad Ma’ruf Maulana. Dengan segudang prestasi yang disandangnya, maka tak heran jika menjadikan dirinya Bos di PT Wiraraja Indonesia Batam yang bertaraf Internasional.
Sebagai Ketum Saudagar Madura yang memiliki tanggung jawab untuk turut serta menyukseskan pembangunan di Indonesia Khususnya Pulau Madura sudah menjadi tekadnya. Dukungan yang telah diberikan oleh masyarakat pulau harus bisa dijawab dengan karya nyata yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
Kegiatan sosial kepada masyarakat dan menyantuni ribuan anak yatim piatu serta mensosialisasikan gerakan ekonomi kerakyatan terus dilakukan, dengan mengunjungi beberapa Kabupaten yang ada di pulau Madura bahkan mengunjungi beberapa Kecamatan di kepulauan Kangean.
Ketua Umum (Ketum) Saudagar Madura Akhmad Ma’ruf menggelar silaturahim dengan kiyai, tokoh masyarakat dan pemuda Kecamatan Arjasa dan Kangayan Pulau Kangean Sumenep.
Kegiatan yang diikuti sekitar 60 peserta tersebut berlangsung di GOR Arjasa pada Sabtu, 22 Juli 2023 malam. Diawali sambutan oleh Akhmad Ma’ruf dan berlanjut dialog.
Ketum Saudagar Madura Akhmad Ma’ruf saat sambutan menyampaikan, ekonomi kerakyatan di Madura lebih khusus kepulauan Kangean harus bangkit.
Karena selama ini kata Ma’ruf empat kabupaten di Madura termasuk Sumenep pertumbuhan ekonominya dibawah 3 persen. Rendah sekali.
Orang-orang pulau banyak yang jadi petarung ekonomi hingga luar negeri. Termasuk dirinya yang keturunan kepulauan dan konsen dibisnis siap mengabdi untuk Madura dan kepulauan.
Ma’ruf mencontohkan salah satu penggerak ekonomi kerakyatan yaitu industri rokok rumahan di Madura. Pengembangan industri kecil rokok di Madura bisa berkembang tergantung empat pemkab di Madura.
“Empat pemkab harus berani memperjuangkan rokok Madura tanpa cukai. Diproduksi dan dijual di wilayah Madura. Tembakau yang tak terserap pabrikan memang harus dibuat industri rokok rumahan,” paparnya.
Tidak mungkin pelaku usaha rokok yang baru muncul langsung bisa bersaing dengan pabrik rokok besar.
Selama ini pertumbuhan ekonomi Madura stagnan. Jauh tertinggal dengan Jawa. Bila terus seperti ini, solusinya adalah pemekaran, Madura harus jadi provinsi.
Ketika persyaratan jadi provinsi terkendala, kepulauan Sumenep harus jadi kabupaten. Dengan demikian, berdampak ke pertumbuhan ekonomi.
“Pemekaran wilayah butuh kekompakan. Mulai tokoh masyarakat, kades dan politisi asal Kangean. Kemauan politik dari semua pihak inilah sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Akhmad Ma’ruf mengungkapkan upayanya sejak awal berusaha Madura agar jadi provinsi. Mulai deklarasi diinisiasi dirinya di Bangkalan serta konsolidasi lintas tokoh Madura. (int)