BeritaPeristiwa

Sungguh Kasihan! Pagar Kantor Pemkab Sumenep Jadi Korban Amukan Pendemo, Kala Bupati Fauzi Abaikan Tuntutan Pendemo

359
×

Sungguh Kasihan! Pagar Kantor Pemkab Sumenep Jadi Korban Amukan Pendemo, Kala Bupati Fauzi Abaikan Tuntutan Pendemo

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2023 07 17 at 14.53.15

Sumenep, beritata.com – Unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Sumenep diwarnai kericuhan pada pekan lalu. Mahasiswa merobohkan gerbang Pemkab Sumenep yang baru diperbaiki dan memaksa masuk untuk bertemu Bupati Sumenep, Ach. Fauzi, pada Jumat, 14 Juli 2023 lalu.

Robohan pagar kantor Pemkab Sumenep yang dibiarkan begitu saja, membuat salah satu aktivis meminta agar para pejabat jangan membuat malu Bupati Achmad Fauzi.

Robohnya pagar Kantor Pemkab Sumenep imbas aksi demontrasi mahasiswa PMII mengenai kegagalan bupati dan wakil bupati mengatasi kemiskinan pada Jumat, 14 Juli 2023 lalu.

Setelah tidak ditemui, Bupati maupun Wakil Bupati. Akhirnya, mahasiswa merobohkan pagar gerbang sisi barat halaman Kantor Pemkab Sumenep dan merangsek masuk.

Namun hingga Senin, 17 Juli 2023 siang, robohan pagar Kantor Pemkab Sumenep terlihat masih dibiarkan teronggok begitu saja tanpa adanya perbaikan.

Kasubag Rumah Tangga Pemkab Sumenep, Kholid ketika dikonfirmasi mengaku bahwa pagar rubuh tersebut memang sengaja dibiarkan atas petunjuk.

“Petunjuknya suruh dibiarkan dulu jangan diperbaiki dulu,” kata Kholid. “Menyampaikan aspirasi tapi merusak begitu. Sudah seringkali pagar itu rubuh,” sambungnya. Jumat (16/7/23).

Ketika ditanya lebih jauh mengenai siapa yang memberi petunjuk untuk membiarkan pagar kantor Pemkab Sumenep yang rubuh, ia mengatakan bahwa tidak menerima perintah langsung.

“Petunjuknya bukan ke saya tapi saya dengar dari Kabag saya, petunjuknya Pak Sekda jangan diperbaiki dulu biar tahu karena itu sudah dirusak berkali-kali,” kata Kholid.

Pria yang hobi bermain billiard itu juga menerangkan bahwasanya tidak sedikit biaya yang diperlukan untuk memperbaiki pagar yang kerap rubuh akibat aksi-aksi sebelumnya.

Menanggapi hal tersebut, salah satu aktivis Kota Keris yakni Ainur Rahman menyampaikan, dibiarkannya pagar kantor yang rubuh itu membuat dirinya malu sebagai masyarakat Sumenep.

“Terus terang hal tersebut menjadi citra buruk Pemkab Sumenep terhadap orang luar yang datang berkunjung dan saya juga ikut malu sebagai masyarakat. Tolong lah jangan mempermalukan bupati,” katanya.

Jika memang anggaran yang dijadikan alasan pagar rubuh Pemkab Sumenep tidak kunjung diperbaiki, dengan tegas pria berjanggut itu mengaku siap memberikan pinjaman.

“Berapa sih anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki pagar rubuh itu, apa gak bisa para pejabat sumbangan? Kalau memang kesulitan saya siap berikan pinjaman,” sindirnya.

Tidak seharusnya pejabat teras Pemkab Sumenep melakukan pembiaran atas robohnya pagar tersebut. Seyogyanya mereka tanggap dan peduli dengan hal tersebut, bukankah Kantor Pemerintah Daerah merupakan martabat dan harga diri Kabupaten Sumenep.

Kutipan dari salah satu pendemo, “Mana Bupati. Kami ingin bertemu. Kami menagih janji yang katanya akan melayani masyarakat. Lihat masih banyak masyarakat miskin. Hentikan pencitraan-pencitraan lewat medsos itu,” teriak Dimas, saat aksi pada pekan lalu.

Jika di biarkan sama halnya dengan menunjukkan bahwa tuntutan para pendemo PMII, benar adanya bahwasanya Pemkab Sumenep tidak melayani masyarakat.(int)